Jumat, 10 Mei 2013

Aku ingin bercerita (part 2)

Malam ini aku lagi-lagi terbangun dari tidurku. Namun, berbeda dari malam-malamku yang lalu, malam ini aku terbangun dengan tanpa tujuan, tidak untuk sajadah itu. Aku hanya terbangun dan kembali menerawang atap kamarku, ini kamar berbeda dengan beberapa waktu lalu, kamar ini lebih luas dan tentunya lebih nyaman untukku tempati, ah, aku masih tak yakin, nyatanya di kamar inilah aku makin banyak menghabiskan waktuku untuk menangis. Seperti malam ini, terawangku kembali di sertai bulir-bulir air mata yang menetes.

Dan...dan bila esok, datang kembali
seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda
dan..
perlahan kau pun lupakan aku
mimpi burukmu dimana tlah kutancapakan duri tajam
kau pun menangis, menangis sedih
maafkan aku
dan...
bukan maksudku, bukan inginku, melukaimu
sadarkah kau di sini pun ku terluka
melupakanmu, menepikanmu
maafkan aku
Lupakanlah saja diriku
bila itu bisa membuatku bersinar dan berpijar seperti dulu kala
caci maki saja diriku
bila itu bisa membuatmu bersinar dan berpijar seperti dulu kala
(SO7-DAN)


Malam ini aku kembali lemah dengan sebuah kisah yang entahlah sejujurnya aku tidak pernah mengetahui seperti apa akhirnya. Namun, yang kuyakini saat ini aku harus melewatinya.
Nak, kenapa belum tidur?
Eh, Bu, Lia terbangun tadi, gk bisa tidur lagi
Maafkan ibu ya, ibu tidak pernah berpikir untuk membuat Lia sedih, tapi...
Lia mengerti, Bu, bagaimanapun keputusan seorang ibu adalah demi kebaikan anaknya, makanya Lia ikuti saran ibu. InsyaAllah Lia tidak akan pernah menyesal,Bu
Wanita paruh baya itu tersenyum mendengar ucapanku, tangan lembutnya membasuh kepalaku dengan penuh kasih. Bagaimana mungkin aku membangkang padamu sedangkankan engkau telah memberikan seluruh waktu dari hidupmu untuk memikirkanku.

v   

Aku Putri Amelia, kini telah menjalani program profesi yang masih berpeluang menjadi dokter masa depan, InsyaAllah. Dan sama seperti hari-hariku yang lalu, aku masih disibukkan dengan agenda mengejar cita-citaku itu..waaaa, bersemangatlah, Lia! Meski kadang rasa semangat itu pergi. Aktifitas hari ini membuatku sangat lelah, sambil berjalan kearah parkiran, tempat motor unyuku kutitipkan sementara, aku merogoh salah satu kantong di bajuku untuk menganbil hp yang ada di sana, seperti ada bunyi pesan masuk.

(pengirim : kak ical)
udah pulang?
pergi makan yok!

Nah, ini adalah ajakan di waktu yang tepat, kebetulan perutku pun sedang lapar. Lalu, aku mengiyakan ajakan kak ical untuk makan bersama. Perkenalkan kak ical ini adalah salah satu kawanku, yaa bisa dibilang sudah seperti kakak laki-lakiku sendiri. Aku sudah mengenalnya selama 6 tahun dan dalam kebersamaan 6 tahun itu dia telah menunjukkan banyak kebaikannya sebagai seorang kakak, selain sifat menyebalkannya juga sih.
Ginama hari ini? 
Yaaa...gitu deh, capek
Iyalah capek, mana ada pekerjaan yang gampang-gamapang aja, namanya juga demi masa depan
Cieee..kakak, tumben bijak ya
Haha...memang jarang ya? Kan kita ini udah dewasa jadi harus lebih serius, bentar lagi udah harus jadi kepala keluarga
Aduuuuh, jauh yaaa?? Mikirin studi dulu, katanya mau mencapai puncak ilmu
Iya, diluar studi boleh donk mikirin yang lain. Taulah yang baru putus cinta, malas bicarain topik ini
Udah Move On ya!
Yakin? 
Sepertinya begitu 
 Oke, kalau gitu mari mulai dari awal lagi
Maksud kakak?
Studi kita adalah milik kita, dan masa depan milik kita, mari bersama dalam cita-cita dan cinta
Oh My God, apa ini? kemana arah pembicaraan kak ical? Aku tau bagaimanapun hati harus disembuhkan dan tidak terpaku pada masa lalu. Tapi...
Secepat inikah?
Cepat bagi Lia, tapi bagi kakak sudah terlalu lama, hanya saja selama ini ada sosok lain yang selalu di samping Lia jadi Lia gak pernah menyadarinya
Entahlah aku yang terlalu panik, atau entahlah, sesaat seperti aku terpaku mematung. Sepanjang acara makan bersama itu aku merasa omonganku semakin tidak fokus, aku bingung, takut. Sejujurnya itulah landasan perasaan yang menyertai jawaban Iya ku kepada kak ical.
Tapi kak, bisakah rahasiakan ini kepada siapapun
Masih ragu dengan perasaan sendiri? Ok, no problem, bagaimanapun jodoh itu ketentuan Tuhan
Seketika entah bagaimana senyumku merekah, ada satu hal yang aku bahkan tidak mengerti, aku merasa seperti ada sesuatu yang membuatku ingin berada di samping orang ini.

 v


A   Ada satu nomor hp yang sangat ingin kuhubungi saat ini. No yang dulunya pernah kucoba lupakan saat aku berpikir semua demi kebaikannya (read : Aku Ingin Bercerita part 1). Beberapa waktu lalu pasca kejadian patah hatiku pemilik no hp itu menjadi satu satunya orang yang setia mendengar tiap keluh kesah dan tangisku. Rasanya memang begitu jahat saat dulu aku memutuskan untuk melupakannya, namun kini aku datang lagi saat aku luka. Aku merasa semakin jahat saat pemilik no hp itu ternyata menerimaku dengan segala keadaan keluh kesahku, dia mendengar, menasehati, menghibur, dan mencoba menyadarkanku tentang perannya yang dulu pernah ada, dia tidak pernah berubah, masih dia yang dulu ada untukku.
     Namun bagaimana kini, haruskah aku melakukan kejahatan itu untuk kedua kalinya? Tapi, apakah janjinya untuk kembali demiku itu memang terjadi? Tuhanku, aku bingung.
Halo Lia
Ehhm...iya
Aku menceritakan tentang semua hal yang terjadi hari ini antara aku dengan kak ical pada pemilik no hp itu. tentang raguku, takutku, rasaku, semuanya tanpa ada yang kututupi
Seperti halnya pernah aku bilang dulu, jika ini arus air, ya biarkan mengalir apa adanya, karena pada akhirnya yang harus bertemu tetap akan bertemu meski di tengah lautan luas
Maaf, jika mengulanginya lagi
Ini dunia real kan? dan hati adalah bagian terkecil darinya, namun dia susah ditebak
So?
So, apapun yang menjadi pilihan hati kini ya itulah jawabannya
Sesederhana itu?
Mengapa ingin membuatnya ribet?
Terimakasih, you are the best
You, too.....Akan selalu ada untuk yang terbaikku.
Sebenarnya ada sesak dan rasa bersalah yang dalam dari tiap perkataan yang ada diantara jarak kami itu. Namun, bagaimanapun ini adalah tentang hati, dan hati tidak akan bisa berbohong tentang apa yang diinginkannya kini. Dan kali ini aku mencoba mengikutinya, demi sebuah keyakinanku. 

 v   

Aku jatuh cinta, tlah jatuh cinta
Cinta kepadamu, ku jatuh cinta
(j-rocks - Falling in love)

      
      Happy weekend, seperti berjalan di padang pasir, weekend itu serasa segelas air yang didapat saat dahaga di sana,haha. Weekend ku diawali dengan bersih-bersih rumah. Sebenarnya hari ini ada rencana lain yang kutunggu-tunggu yaitu jalan-jalan dengan kak ical dan kawan-kawan lainnya. Kami akan melintasi tempat tempat yang sebelumnya belum pernah dituju, yaaa...seperti berpetualang lah. 
Hey, adekku, sudah siapkah pergi?
Oke bos! Berapa orang yang ikud?
Ada andre, icha, yudi, dan kamal, kenalin lah mereka
Kusalami satu per satu kawan-kawan kak ical yang beberapa memang sudah kukenal seperti Yudi, kami bahkan telah berteman cukup lama juga. Namun, dalam beberapa waktu ini aku memang sudah jarang berjumpa dengannya karen kesibukan kami masing-masing. Sampai hari ini aku melihatnya lagi. Aku dan Yudi memang tidak begitu akrab sebelumnya. Tapi hari ini kebersamaan petualangan ini membuat kami cukup akrab. Oh, God, ini hari paling membahagiakan setelah sekian lama aku menyedih gak jelas. Dan petualangan kami berakhir hingga senja, dengan sunset yang indaaaaah.
Pulang dari jalan-jalan hari ini aku merasa sangat letih. Setelah mandi dan shalat segera kurebahkan badanku yang terasa remuk di kasur empuk kesayangan. Sekilas kuperhatikan seperti ada bunyi tanda pesan masuk dari hp ku

(Pengirim: Yudi)
Seru ya hari ini, setelah sekian lama
akhirnya kita jumpa lagi
Gimana kabar sekarang?
Aku dengar kamu baru putus ya
hehe...sabar aja, berarti dia bukan untukmu

Hah? kutelan ludah terkejut membaca pesan Yudi, lalu membalasnya dengan pesan singkat Terimakasih untuk nasehatnya, terimakasih untuk hari ini. Jujur aku merasa aneh dengan balasan smsku itu, tapi, ah, sudahlah, aku terlanjur mengetiknya dan terlanjur mengirimnya. Sms-sms Yudi ternyata tak berakhir sampai di situ saja, setiap hari bahkan hampir setiap waktu, pesan-pesan singkat itu selalu mengisi aktifitasku. Entah mengapa akupun tidak pernah mengabaikan sekalipun pesan itu, semua ku balas, bahkan kadang aku sering menantinya. 

  v  

Malam ini aku kembali teringat percakapanku dengan kak ical tadi sore. Aku menarik nafas panjang, dan melepaskannya. Lagi lagi aku dalam kebingungan
Bisakan menunggu hingga kakak kembali nanti?
Haruskan sejauh itu, Kak?
Bukankah kita telah sepakat demi cita-cita dan cinta?
Entahlah, Kak, sejujurnya Lia bingung
Kakak tidak memaksakan, pikirkanlah, masih ada waktu sebelum kepergian kakak
Jelaskan apa yang harus kupikirkan? Nyata aku menolak kepergian itu tapi bagaimana mungkin aku melarangnya? Ini masalah cita-cita indivual. Seketika aku meraih hp ku dan mencoba menelopon pemilik no hp itu, seorang yang kupikir akan memberi solusi yang tepat untukku.
Halo...!
Ya...apa kabar Lia?
Baik, eehhmm...sebenarnya Lia mau cerita
Ok, no problem, tapi nanti aku hubungi lagi bisa? karena ini lagi diluar, ngurus tiket
Tiket?
Iya, InsyaAllah 2 bulan lagi aku akan kembali ke Aceh
Serius??
Iya, studiku kan udah lama siap, jadi udah saatnya kembali, terkejut?
Sangat
Ok, bersiaplah untuk menunggu kepulanganku, sahabat terbaik, nanti aku telepon lagi 
Ok
Hanya Ok dan selebihnya aku berada dalam kebingungan yang nyata. Kenapa dia kembali sekarang? setelah 7 tahun dan kini dia kembali begitu saja? Bagaimana jika dia kembali nanti? Hp ku tergenggam erat, aku masih sangat terkejut dengan berita yang baru saja kudengar. Baru saja aku akan meletakkan hp itu, kembali terdengar dering pesan masuk

(Pengirim : Yudi)
Udah tidurkah?
Just want to say : I Love You
:)

Kali ini hp itu memang terlepas dari tanganku. Ada apa dengan malam ini? Aku benar-benar tidak mengerti dengannya. Lalu ku tuliskan semua di sini, AKU INGIN BERCERITA. Dan tentang yang terjadi nanti, aku tidak mengerti dan belum mengetahuinya.





Next story : Aku ingin  bercerita part 3

Rabu, 03 April 2013

dia yang telah memulainya :)

beberapa tahun lalu sempat membahas percakapan tentang tema ini, siapakahdi diantara kita yang akan memulainya? dan kini mulai terjawab, dialah sahabat yang memulainya diantara kami berempat
NURHASANAH, SKG

lalu siapa selanjutnya?

Aku, kamu, atau dia





(DentaQ --> Lya, feby, eka, nu2k )

Minggu, 31 Maret 2013

Surat Balasan Zahra versi 2


Apa yang bisa disembunyikan lagi kini? aku berjalan diantara perkataan orang yang selalu menyemangatiku hingga membuatku terlihat lemah. Dan aku merasa terbuang oleh angkuhku,  Rasa angkuh yang selalu ku bangun dari luka yang kutelan. Aku datang lagi bukannya ingin mengganggu tegar yang ku tau sangat susah untuk kau dapatkan saat itu, karen itu aku tak ingin. Tapi, seruan di luar sana membuatku makin lemah dan angkuhku terbang pergi. Aku tau kau berpikir kalau aku datang untuk membuka luka lamamu. Tapi mungkin kau tak kan tau, aku tidak pernah pergi, tidak pernah membuangmu dari ingatan. Aku tau bagaimana rasa sakitmu saat kau bertanya pada semua orang tanpa arah ^apa yg kulakukan padamu???^ dan aku brusaha angkuh saat itu. Ketika aku tidak punyai peluang untuk memilihmu, dan aku harus membuangmu, berusaha melupakanmu. Aku selalu mencoba berlindung di belakang rasa angkuhku. Rasa angkuh yang kubangun dari sebuah ultimatum yang mmg tidak bisa membuatku bergerak sedikpun. Dan aku mengumpulkan semua angkuhku untuk betul mencampakkanmu dalam sakit yang paling dalam. Lalu apa yg kau tau dengan pedihku?? Kau tak kan pernah tau karen angkuhku telah kubangun kuat dlm diriku dan sakitku telah ku telan dalam dalam. Pernahkah merasakan itu??? seperti menyayat setengah hati, tapi harus menahan sakitnya, tanpa teriakan, tanpa keluhan. Apakah saat itu kau tau??  Bisakah kau merasakannya? harusnya kau bisa rasa karena kupikir hati kita saat itu adalah satu, jadi saat aku menyayatnya bukan cm kau yang sakit, aku pun sakit. Jika wktu itu kuberi pilihan untukmu apakah kau sanggup memegang pisau dan menyayat hati kita, apakah kau akan sanggup menyayatnya sedang kau tau kita berdua akan terluka? Rasanya aku lebih memilih mnjadi sepertimu, orang yang hanya menerima luka daripada menjalankan peranku untuk melukai sekeping hati milik bersama itu. Tp aku tidak bisa memilih, ada orang lain yang bahkan telah memberikan seutuh hatinya utk kehidupanku yg jelas tak bisa kusakiti, mungkin saja dia akan mati jika aku menyayat hatinya yang diberikan utuh untukku, dan aku tidak ingin kehilnganya karena dengan aliran darah dan bongkahan dagingnyalah aku hidup di sini. Aku jelas tidak akan bisa melakukannya, maka kupilih untuk menyakiti hati kita karen kupikir kau dan aku msh punya jalan dan waktu yang panjang untuk menyembuhkan lukanya, karena ku pikir kita punya hati yg sama hingga membuat kita brsama kuat menunggu sampai waktu sembuhkan luka kita. Awalnya kupikir begitu, jadi aku tetap berdiri di atas angkuhku, untuk menunggu waktu itu, karena jika aku membuang angkuhku maka aku akan sangt lemah dan aku takut kau akan mngetahui keadaan lemahku. Jadi kupaksakanlah tetap bersama angkuhku hingga kau pun akan menemukan angkuhmu dan lukamu sembuh. 
dan waktu menjawab lain, kau bisa sembuh dari lukamu tanpa butuh keping hati kita lagi 
Lalu apa yang akan kulakukan lagi dengan keping hati luka yang masih kusimpan hingga kini? Maaf jika aku mncari hati lain yg lebih indah . 
Aku akan bersma hati itu kini, meski  masih menunggu lukaku pulih, hingga waktu itu tiba dan menyembuhkannya. Bagaimapun dia adalah sekeping hati terindah yang kupunya sebelum aku menyayatnya. 
Aku telah memilih keping hati indahku yang lain, dan kau pun begitu. 
Semoga kelak keping hati indah yang telah kita pilih kini adalah keping hati abadi kita masing-masing.