Surat Balasan Zahra versi 2
Apa
yang bisa disembunyikan lagi kini? aku berjalan diantara perkataan orang yang
selalu menyemangatiku hingga membuatku terlihat lemah. Dan aku merasa terbuang
oleh angkuhku, Rasa angkuh yang selalu
ku bangun dari luka yang kutelan. Aku datang lagi bukannya ingin mengganggu tegar
yang ku tau sangat susah untuk kau dapatkan saat itu, karen itu aku tak ingin. Tapi,
seruan di luar sana membuatku makin lemah dan angkuhku terbang pergi. Aku tau
kau berpikir kalau aku datang untuk membuka luka lamamu. Tapi mungkin kau tak
kan tau, aku tidak pernah pergi, tidak pernah membuangmu dari ingatan. Aku tau bagaimana
rasa sakitmu saat kau bertanya pada semua orang tanpa arah ^apa yg kulakukan
padamu???^ dan aku brusaha angkuh saat itu. Ketika aku tidak punyai peluang untuk
memilihmu, dan aku harus membuangmu, berusaha melupakanmu. Aku selalu mencoba
berlindung di belakang rasa angkuhku. Rasa angkuh yang kubangun dari sebuah ultimatum
yang mmg tidak bisa membuatku bergerak sedikpun. Dan aku mengumpulkan semua angkuhku
untuk betul mencampakkanmu dalam sakit yang paling dalam. Lalu apa yg kau tau dengan
pedihku?? Kau tak kan pernah tau karen angkuhku telah kubangun kuat dlm diriku dan
sakitku telah ku telan dalam dalam. Pernahkah merasakan itu??? seperti menyayat
setengah hati, tapi harus menahan sakitnya, tanpa teriakan, tanpa keluhan. Apakah
saat itu kau tau?? Bisakah kau merasakannya? harusnya kau bisa rasa karena kupikir hati kita saat itu adalah satu, jadi saat aku menyayatnya bukan cm kau yang sakit, aku pun sakit. Jika wktu itu kuberi pilihan untukmu apakah kau sanggup memegang pisau dan menyayat
hati kita, apakah kau akan sanggup menyayatnya sedang kau tau kita berdua akan terluka? Rasanya aku lebih memilih mnjadi sepertimu, orang yang hanya menerima luka daripada menjalankan peranku untuk melukai sekeping hati
milik bersama itu. Tp aku tidak bisa memilih, ada orang lain yang bahkan telah memberikan
seutuh hatinya utk kehidupanku yg jelas tak bisa kusakiti, mungkin saja dia akan mati
jika aku menyayat hatinya yang diberikan utuh untukku, dan aku tidak ingin kehilnganya karena dengan aliran darah dan bongkahan dagingnyalah aku
hidup di sini. Aku jelas tidak akan bisa melakukannya, maka kupilih
untuk menyakiti hati kita karen kupikir kau dan aku msh punya jalan dan waktu yang
panjang untuk menyembuhkan lukanya, karena ku pikir kita punya hati yg sama hingga membuat kita brsama kuat menunggu sampai waktu sembuhkan luka kita. Awalnya kupikir begitu,
jadi aku tetap berdiri di atas angkuhku, untuk menunggu waktu itu, karena jika aku membuang
angkuhku maka aku akan sangt lemah dan aku takut kau akan mngetahui keadaan
lemahku. Jadi kupaksakanlah tetap bersama angkuhku hingga kau pun akan menemukan
angkuhmu dan lukamu sembuh.
dan waktu menjawab lain, kau bisa sembuh dari lukamu tanpa butuh keping hati kita lagi
Lalu apa yang akan kulakukan lagi dengan keping hati luka yang masih
kusimpan hingga kini? Maaf jika aku mncari hati lain yg lebih indah .
Aku akan
bersma hati itu kini, meski masih menunggu lukaku pulih, hingga waktu itu tiba dan menyembuhkannya.
Bagaimapun dia adalah sekeping hati terindah yang kupunya sebelum aku menyayatnya.
Aku telah memilih keping hati indahku yang lain, dan kau pun begitu.
Semoga kelak keping hati indah yang telah kita pilih
kini adalah keping hati abadi kita masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar