Selasa, 28 Februari 2012

Gank wax Vs Gank Akrilik

Kamis, 13 januari 2011, sekitar pukul 13.00 wib ruang praktikum di pskg unsyiah di penuhi oleh mahasiswa angkatan 08 yang pada dasarnya memang ada jadwal praktikum hari itu. Tapi, ada yang berbeda pada suasana hari itu, ruang praktikum tampak lebih penuh sesak dari biasanya.
Untuk anak kelompok B yang ingin melanjutkan kerjanya boleh2 aja, tapi prioritas tetap untuk ank kelompok A
Oo..rupanya itu dia penyebabnya, jam prktikum kami, kelompok A, disabotase oleh anak kelompok B yang seharusnya masuk pagi (memang lah tu anak kelompok B *pandangan sinis...ahahahahaha...kidding pren, jangan ngamuk ya kawan2 kelompok B.. :p)..
Daaan...cerita ini pun lahir di tengah kesibukan aktivitas praktikum ala pasar ikan itu. ups, maksudnya pasar gigitiruan, haha... Disudut salah satu meja praktikum bagian belakang aku memperhatikan kesibukan itu, bisa dibilang mungkin aku malah menikmatinya :D senang rasanya ketika suasana praktikum jauh dari keadaan hening mencekam seperti yang sebelumnya. Hari ini kerjaanku hanya packing akrilik saja. Bermodal polimer dan monomer hasil rebutan serta pemaksaan pada beberapa kawan untuk membantu, akhirnya siap juga tugasku (Tq beh spesialis aduk akrilik, eka; spesialis pemasangan baut ,nu2k; spesialis press, riskan, riski Hasriadi, deri, mubarak n izral dan pada semua teman2 yang telah ikud membantu dalam terselenggaranya proses packing akrilikku *srasa berada di panggung penghargaan bla bla bla award -,-)
jam berapa udah, nuk??
jam setengah 2..
wah aku rebus di sini aja lah!
Semangat rebus ku memuncak (haha...), dengan optimis aku melangkahkan kaki ke tepi kanan ruang praktikum yang di sana terdapat sebuat kompor dan 2 panci besar. Sesaat ku telaah suasana disekitar kompor, ada beberapa kuvet yang telah mengantri di kiri dan kanan kompor, barisan kuvet ternyata menunjukkan posisi barisan si yang punya kuvet yang juga ikut mengantri di sana. barisan kiri yang mau rebus untuk wax elimination, sedangkan barisan kanan yang  mau rebus akrilik.
Intruksi,siap rebus akrilik itu, rebus yang untuk wax elimination dulu ya?!
Salah satu anggota gank wax mengajukan usul.
Bole2, tapi jangan lama2 ya kalian!
Anggota gank akrilik menanggapi.
Jeh, klian koq bisa lama2 jadi??
Anggota gank wax gak terima.
Tuiiiing..!!! memang mau berapa lama rebus untuk wax elimination, sampe harus dibilang2 gitu..fuih, pusing aku.
Eh, hilya, mau masuk gank mana?? gank wax atau gank akrilik?
Salah satu anggota gank akrilik bertanya padaku
akrilik
Jawabku
Boleh sih, tapi anggota kami udah rame nie, kalo sanggup ngantri gakpapa sih! belom lagi dtambah ritual gank wax juga
Anggota tadi menjelaskan sambil menunjuk jajaran antrian kuvet yang panjang milik anggota2 gank akrilik dan gank wax
wuiiih...memanglah antriannya panjang x, antrian calom peserta indonesia idol aja kalah jauh *lebay gichu.. :p
Kondisi ini membuat semangat ku turun drastis, sampe brasa kayak langsing gitu..haha...
Aku melangkah kembali ke tempat dudukku
Gak jadi masuk gank akrilik,nek?
Nunuk yang melihat mukaku yang ditekuk abis merasa heran
Gak,nuk, persyaratannya susah x, harus ngantri ala calon indonesian idol dulu
hahahaha,jadi??
Aku rebus dirumah aja lah
Aku menjelaskan sambil membereskan barang2ku untuk bersiap2 pulang
(aku pulaaaaaaang...tanpa dendaaaaaaam...ku terimaaaaa..kekalahanku....-SO7)
bye2 gank akrilik, bye2 gank wax.

Cerita Galau Anak2 IGO 08

Jujur aje ye aye  sendiri lagi galau banget waktu nulis ni cerita galau yang bahas para penggalau dengan segala aktifitas galaunya dalam rona muka galau yang gak nahaaaan deh… Ni cerita berawal dari perkenalan anak-anak igo 08 dengan yang namanya karil, babak galau pun dimulai, bukan salah atau masalah karilnya sih, tapi masalahnya adalah anak-anak igo 08 yang keburu membebani diri sendiri dengan asumsi karil yang menggila dan seperti neraka (agak lebay ya, maklumlah efek galau juga..hadooeeh, kenapa malah nulis cerita ya, bukannya edat edit proposal skripsi -->  GALAU atau MALAS ya?? :D)
       Eh eh, balik ke cerita galau anak2 igo 08 yang akhir-akhir ini sering nangkring di kantin karena gak punya tempat lagi di ruang kelas, jadinya penuh deh tu meja kantin dengan para penggalau proposal skripsi 08 :
  • Cerita di meja 1 :
Qe enaaaak udh seminar
Tapi aku galau dengan penelitian nii…gimana ya kalo ini, gmna ya kalo itu…bla bla bla bla bla..blom biayanya lagi..bla bla blab la…eh, ngutang doonk!!
Gubraaak!!!!
KESIMPULAN : GALAU
  • Cerita di meja 2 :
Eh2, coba liad proposal aku lah, udh betol belom ni penulisannya?
Aduuh, aku lagi itung sampel ni, gimana sih ni yang bikin rumus, bikin pusing, buat rumus sendiri bisa gak ya??
Bukannya tambah pusink ya mikir buat rumus lagi
Oh,iya ya?? Memangnya gitu ya??
???????
KESIMPULAN : GALAU
  • Cerita di meja 3:
Gimana ni judul aku diganti, padahal udah capek buatnya, kecewa sama doping deh
Aku juga kecewa, dopingnya sibuk banget, udh 2 bulan belom diperiksa juga tu proposal
Wuik, lama banget
Gak koq, agak lebay tadi, 2 minggu maksudnya
Yampuuuun, tukeran doping aja yooook
Yooook, tp gak mungkiiiiiiin
KESIMPULAN : GALAU
  • Cerita di meja 4 :
Kamu kapan peer??
Kamu kapan seminar??
Eh, kamu udah siap peer ya??
Haaah, bukannya kamu yang mau seminar??
Aduuh, sebenarnya kamu udah peer belum sih??
Aduuh, aku pusiiiiiink!!
KESIMPULAN : GALAU

  • Cerita di meja 5 :
Gimna hasil penelitiannya
Kacau, besok bagi kue ya waktu kamu seminar
Bisa wisuda gelombang pertama donk kamu
Yang penting kue dulu ya, KUEEEEEE
(*^#&@!^#&^#?
KESIMPULAN : GALAU

  • Cerita di meja 6:
Ada liad si abc gk??
Gk, kalo si def ada
ah, gk perlu
lho bukannya dia kawan akrab kamu??
tapi gak sama bidang lagi sekarang
jadi?? gk kawan lagi
ya kawan lah, dasar bodoh!
haaaaaa????
KESIMPULAN : GALAU

  • Cerita di meja 6 :
Eh, meja 6 para dosen lagi makan

Meja 1- 5 yang tadinya penuh dengan keributan galau jadi terdiam
SSSHHHUUUTTTTTT….CERITA GALAUNYA UDAH DULU YA

Lansiaku Sayang

   Di sana, kira-kira 1 meter dari posisi dudukku sekarang terlihat seorang wanita tua yang terlihat juga sedang duduk dengan tenang. Sesekali dia memandangi keadaan sekelilingnya dengan seksama, lalu duduk menunduk tenang, memandangi sekeliling lagi dan kemudian kembali duduk menunduk, begitulah berkali-kali tingkah wanita tua itu berulang-ulang. Tanpa sadar sebuah senyuman pun terukir di bibirku, bukan maksud mengejek, tapi aku merasa tertarik dengan aktivitas wanita tua itu.
            Kali ini posisi dudukku telah berada tepat di samping wanita tua tersebut. Seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dia masih tetap saja asyik dengan aktivitasnya tadi.
 Nenek,sedang apa di sini?
aku menyapanya lembut, kuharap aku mendapat jawaban atas rasa penasaranku terhadap aktivitasnya sedari tadi.
            Dia memandangiku, lama...
 Aku sedang merasakan masa mudaku kembali, semua begitu indah. Tahukah kau, dulu aku begitu kuat, berlari, menari, bergerak sesuka hati, menghasilkan berbagai karya besar, ya, itu aku yang dulu. Tidak seperti saat ini, aku hanya bisa terduduk lemah melihat semuanya.
            ehm,apa kau merasa kecewa dan tidak bisa menerima masa tuamu, Nek?
            Lagi-lagi wanita tua itu tersenyum.
Aku menjadi tua karena Tuhanku masih mencintaiku, ini adalah masa yang memang harus dilalui oleh manusia selama dia belum dipanggil oleh-Nya. Kau bisa lihat tulisan ini, 5 tahun lalu aku berusaha memahaminya, dan kini saat mataku tak bisa lagi membacanya, aku tetap berusaha memahaminya.
            Wanita tua itu memberikanku sepotong kertas, apa yang bisa di baca, yang terlihat olehku hanya sebuah kertas kosong.           
sudahkah kau membacanya?
 Sudah
 aku berusaha membohonginya
semua karakteristik itu kurasakan ada padaku saat ini, ternyata aku sudah menjadi bagian lanjut usia di dunia ini
wanita tua itu bercerita sambil tersenyum
 Kau masih bisa tersenyum? 
Ya, aku tersenyum karena Tuhan masih memberiku kebesaran hati dalam melewati masa tuaku, meski anak-anak yang kucintai dan kubesarkan sepenuh hati tak pernah mengunjungi kini, tapi setidaknya aku tidak merasa kekurangan cinta, cintaku pada mereka tetap masih sepenuh hati
            Hatiku merasa begitu sakit saat mendengarnya berucap, di usia lanjutnya, di keadaan yang seperti sekarang ini, dia masih bisa menghadapi hidupnya dengan bijak.  Sejenak aku pun terbawa dalam suasana haru cerita-cerita itu.
            Angin sepoi-sepoi semakin membawaku terlena dan masuk lebih jauh dalam wacana-wacana tentang lansia.
 Kakeeeeek...!
Sebuah suara memanggilku penuh rasa rindu, dan kemudian sesosok tubuh kecil memelukku hangat. Siapa dia?
Agil kangen sama kakek, kakek cepat sembuh yaaa..!
kurasakan kali ini jari tangan lembut si pemilik suara menyentuh wajahku. Lalu dia mengambil kertas yang ditanganku, dan memberikannya pada sosok lelaki dewasa yang berada disampingnya.
Ayah, apa ini?
tanyanya
            Sosok dewasa itupun membaca kertas yang di ambil anak kecil itu dari tanganku.

    Siapakah yang disebut orang usia lanjut? Biasanya seseorang digolongkan ke kelompok usia lanjut berpedoman pada usia kalendernya, dan lazimnya bila dia menginjak usia 50 – 60 tahun. Namun usia kalender tidak selalu dihayati secara sama oleh semua orang. Seseorang merasa dirinya tua tergantung berbagai keadaan, kesehatan tubuh/jiwanya maupun cara orang lainmemperlakukan serta norma sosial budaya terhadap proses menjadi tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa usia mentaldan penghayatan subyektif mengenai diri sendiri (self concept) lebih menentukan "ketuaan" seseorang.
   Dari segi kesehatan individu usia lanjut, dapat diajukan rincian yang lebih tajam seperti yang diajukan oleh Seno Sastroamidjojo (1971) :
a)      Golongan orang lanjut usia yang masih dapat mengurus dan memelihara diri serta rumah tangganya dalam kehidupan sehari-hari.
b)     Golongan orang lanjut ūsia yang keadaan fisik, mental, rohaninya tidak sepenuhnya lagi sehat.
c)      Golongan orang lanjut usia yang sakit dan tidak dapat meninggalkan rumah atau tempat tidurnya.

KARAKTERISTIK LANJUT USIA
   Merujuk kembali pada hasil ASEAN Teaching Seminar on Psychogeriatric Problems, maka persoalan dan keluhan para
usia lanjut meliputi tiga area :
a)      Organo-biologik, misalnya : dementia, gangguan fungsi afektif, sulit tidur, diabetesmelitus, hipertensi, dan lain-lain.
b)     Psiko-edukatif seperti perasaan kesepian, kehilangan, ditolak dan tidal( disenangi, hubungan yang tegang. Dengan sanak keluarga, apatis, dan lain-lain.
c)      Sosio-ekonomik dan budaya misalnya : kesulitan keuangan, kesulitan rlendapatkan pekerjaan, tidak punya rumah tempat menetap, dan lain sebagainya.

   Dari literatur dapat pula diketahui berbagai karakteristik usia tua seperti menurunnya kecekatan tubuh, konsentrasi, daya ingat dan berbagai fungsi psiko-motorik lain. Pada mulanya, sebelum penuaan menjadi sangat nyata dari segi penampilan tubuh, orang cenderung untuk mengingkari bahwa dirinya telah menjadi tua. Tetapi kemudian setelah berbagai usaha yang tak
berhasil untuk "tetap muda", individu itu biasanya sadar dan mengakui bahwa dia tidak lagi muda. Mereka yang memiliki kepribadian yang sehat akan mulai meneliti apa yang baik dan
cocok untuk orang seusianya dan apa yang sebaliknya: Biasanya akan timbul pula kesadaran bahwa menjadi tua merupakan bagian yang wajar dalam hidup dan bahwa the direction of the total development cannot be changed significantly2.
   Menjelang usia lanjut memang sering terjadi krisis iddntitas, yang mendorong individu bersangkutan mencari "dirinya yang butt". Berbahagialah mereka yang menemukan pengertian baru mengenai dirinya karena itu akan dibutuhkan untuk menciptakan reaks baru yang lebih sesuai untuk usianya.
   Namun ada individu yang sulit menerima kenyataan dan tidak dapat menerima bahwa dirinya telah mengalami perubahan dalam aspek-aspek tertentu kehidupannya.*
(Artikel Memahami Usia Lanjut : Cermin Dunia Kedokteran : Usia Lanjut. 1988)

 Artikel kesehatan, Nak, tentang lansia
sosok lelaki itu menjelaskan, lalu dia tersenyum ke arahku.
aku mencintaimu, Ayah, seperti apapun kondisimu kini,meski usia lanjutmu membawamu tak mengenal kami lagi
sesaat sosok dewasa ini pun mengarah kepadaku dan ikut memelukku.
            Entah, apa maksud mereka, aku tak begitu mengerti, tapi tanganku sangat ingin membalas pelukan itu, aku memeluk mereka dan merasa bahagia.









(22/01/2011)

Surat Balasan Terakhir Zahra

Salam.....

Apa kabarmu saat ini?? Aku selalu berharap kepada-Nya, agar senantiasa menjagamu dalam keadaan baik sama halnya seperti keadaanku di sini. Terimakasih atas surat yang telah kau kirimkan padaku beberapa waktu lalu. Aku merasa sangat senang menerimanya karena kupikir dengan menulis surat untukku, berarti kau masih mengingatku hingga detik itu.

Hari ketika aku menerima suratmu beberapa waktu lalu...
Siang itu aku mersa terkejut saat tukang pos menyerahkan surat padaku, awalnya aku tidak pernah menyangka surat itu adalah darimu karena kupikir mungkin saja kau telah melupakanku dan menemukan gadis lain di sana. Namun, rona wajah terkejutku makin tak bisa disembunyikan saat aku membalikkan amplop dan membaca namamu di sana. Benarkah itu?? Kau kah yang mengirim surat itu untukku??? Dengan sesegera mungkin aku berlari ke kamarku dan membaca suratmu.
Kata-kata yang tertulis kutelusuri, aku menjadi terharu membaca suratmu itu. Terimakasih karena masih menjagaku dalam hatimu hingga detik kau menulis surat itu untukku. Aku bahagia dan air mata bahagia itu adalah saksi atas suka cita yang kurasa saat itu. Hingga beberapa detik berlalu pun,bahkan hingga saat ini, aku mengakui, bahwa rasa suka itu masih menyelimuti hatiku. Sungguh aku tidak bisa menyatakannya.
Kata-kata dalam suratmu seolah menjadikanku amat berharga. Aku seperti hidup dalam sketsa dongeng yang pada akhir ceritanya selalu berujung bahagia. Tuhaaan..andai itu memang nyata, aku ingin, sangat menginginkannya. Namun, sesaat aku merasa ciut dengan semua itu. Ini hidup yang nyata,bukan dongeng karangan. Aku dan semua kenyataan hidupku telah menjadi suatu cerita.
Aku menyayangimu...
Tapi..Maaf, rasanya aku terlalu takut bermimpi untuk meraih kebahagian itu denganmu,merajut yang namanya kasih sayang dan miliki semua ketentraman cinta,untuk bisa tersenyum penuh canda di tengah semua yang menyangimu, yang menyayangi kita. Aku takut berharap seperti itu. Karena aku tak punyainya dari dulu, bahkan mungkin tak mengenal kesejukan yang akan kau tawarkan padaku. Aku tak pernah mengerti bagaimana harus membagi cinta untuk yang mencintaiku dengan merata,karena aku tidak punyainya dari dulu.
Kau punyai semua, tapi aku tidak pernah benar-benar menjadikannya citaku, aku menciut dengan semua kebahagiaan yang menurutmu akan kau bagi denganku, rasanya semua begitu menyenangkan, tapi aku tetap masih takut untuk bermimpi tentang semua,aku tidak punyai keberanian.
Karena itu, maafkan aku jika baru bisa menjawab hatiku tentangmu saat ini. Sejujurnya aku selalu berdoa pada Tuhan. Tuhan akan memberikan kita jawaban pada waktu yang tepat. Karena Tuhan jauh lebih tau, apa yang terbaik untuk kita, bahkan di saat suratku datang terlambat. Tuhan memang telah 
menjawab, aku akan tetap di sini dengan semua cinta walaupun Tuhan mungkin telah memilih dia untuk mewujudkan semua impianmu untukku. Semoga kau juga bisa merasakan kebahagian itu dan menjadi damai di sisi-Nya. 





Seseorng yang tidak pernah menyesal telah menjadi bagian kehidupanmu dulu,

ZAHRA

Akhir Sebuah Cerita Cinta

“Pokoknya aku benci sama kamu…,benci,benci,BENCIIIIIIII…!”Berulang kali aku mengucapkan kata-kata yang menurutku bisa membuatku melupakanmu seutuhnya.Ya….,aku memang harus benar-benar melupakanmu,HARUS!

Semestinya kau tak peduli
Tentang perasaanku,Tentang cintaku
Dan harusnya kau mengerti semua t’lah berlalu
Ku melepas cintamu
Kita memang harus berpisah
(berpisah/Dygta)

v   

            “Gila,lo yakin mo lupain heri gitu aja?”Cika,sahabatku merasa gak terima dengan keputusan yang aku buat tadi malam.
            “Iya,emang kenapa,lo mo protes?”
            “Ya…bukannya gitu sih,Ra.Bukannya selama ini lo bilang kalo lo to cinta mati ma heri.Lo bahkan rela untuk tetap nunggu sampe dia balik lagi ke jakarta.”
            “Karena itulah gue gak mau lagi jadi orang bodoh”.
            “Gue jadi tambah gak ngerti deh,Ra”.
            “Pokoknya mulai saat ini gue gak mau lagi ingat-ingat heri.Gue gak mau lagi menanti gak pasti.Gak mauuuu….”
Lagi-lagi aku berteriak gak jelas.Cika bilang sih aku kayak orng gila.Tau ah,mungkin aja aku memang udah gila,dan ini semua gara-gara kamu Heri,Cuma gara-gara kamu.


Ku masih di sini,menantimu
Berharap kau akan memikirkanku
Masih di sini,menunggumu
Menanti jawaban atas cintaku
Masih di sini,menantimu
Berharap cinta kita kan bersatu
Masih di sini,menunggumu
Menanti dirimu…
(Di sini Untukmu/Ungu)

“Cikaaa,Matiin tapenya,gue gak mau dengar lagi lagu itu!”
            “Ra,gue sengaja idupin lagu ini,supaya….”
            “Udahlah,CIk,lo tu gak ngerti.”
            “Oh ya?,Gue rasa lo yang gak ngerti.lo bahkan gak mau ngerti dengan perasaan lo sendiri.”
            “ehhh,gue nyesal punya teman kayak lo!”
            Entah setan apa yang merasukiku,aku membentak Cika dan tanpa sempat mendengar respon dari Cika,aku udah duluan pergi meninggalkan kamarnya.Oh,Tuhan,maafkan aku karena udah bertindak kasar sama sahabatku sendiri.Tapi,emang tadi tu Cika nyebelin banget sih.Kenapa dia gak pernah bisa ngertiin  perassaan aku.
            Di tengah perasaan yang lagi kalut,aku memutuskan untuk pergi melangkahkan kakiku keluar dari rumah Cika.Entah kemana tujuanku kali ini,aku gak tau.Aku malas pulang ke rumah.Selama ini rumah Cika adalah tujuan utamaku kalo aku lagi sedih.Tapi,kalo sekarng aku marahan sama Cika,aku harus kemana lagi?Ah,entahlah,aku bingung.
            Heri,aduuuh,kenapa aku jadi ingat kamu lagi.Padahal aku udah mutusin buat lupain kamu.Tapi,kenapa kamu masih aja selalu menghantui aku.Atau jangan-janagan benar lagi kata Cika kaloa aku gak pernah mencoba untuk mengrti perasaan aku sendiri.Ah,Heri,sebenarnya aku tu emang cinta sama kamu.Tapi,aku gak mau terliahat kayak orang bodoh di depan orang-orang.Aku gak mau terus-menerus menanati kamu gak pasti.Apa kamu bisa paham tentang hal itu,Her.Apa kamu bisa ngertiin perasaan gamang aku saat ini.Apa kamu ngerti,Heri.
            “Ternyata aku memang masih sayang sama kamu,Her.Aku gak bisa ngelupin kamu,”aku berujar lirih.kali ini aku kalah,aku ggak bisa megang keputusan aku sendri.
            Lalu aku memutuskan untuk menelepon Cika “ Halo,Cika.Aku..aku…”
            “Udah lah,Ra,kamu lagi di mana sekarang,cepetan balik dong!”
            “Iya,makasih ya,Cik”Tanpa  terasa air mataku mengalir lebih deras.Terima kasih Tuhan karena udah memberikan aku sahabat sebaik cika.

v   

            Gak tau kenapa persaan aku hari ini senang banget.Mungkin karena hari ini Heri bakalan balik dari Bsndung kali ya.Aduuh,aku jadi gak sabaran lagi mau jumpa sama heri.Apa kabar ya dia,setelah 2 tahun gak ketemu.Pasti sekarang dia….
            “Rara,ada kawan kamu tu,Sayang.
            “Ehm,siapa,Ma?”
            “Katanya sih,namanya Heri.”
            “Haaah,Heri,Ma?Mama yakin?”
            “Iya dong masa’ Mama salah dengar sih.Udah kamu cepetan temuin dia ya.Jangan sampe rugi menanti 2 tahun.”
            “Ah,Mama.Ok dech,bilangin suruh tunngu bentar ya,Ma!”
            “Iya..”
            Ya ampun Tuhan ini bukan mimpi kan. Heri datang buat nemuin aku.Akhirnya,penantian itu gak sia-sia. Setelah pisah selama 2 tahun,heri pasti udah sadar sama perasaan dia ke aku. Ya,moga-moga ja heri segera memperjelas hubungan kami. Aku udah gak sanggup lagi digantung gini.
            Kulangkahkan kakiku ke arah ruang tamu. Ya Tuhan buatlah agar rasa gugupku hilang.Buatlah agar hati ini benar-benar siap untuk bertemu dengannya.Sekilas aku menangkap sosok raga heri yang sedang berdiri membelakangiku. Sosok tegap itu terlihat begitu mempesonaku,beberapa waktu lalu,hari ini,dan juga nanti,aku akan selalu mengaguminya.
            “Hai,Her!”
            Heri terlihat terkejut saat aku memanggilnya. Lalu dia membalikkan badannya,dan…itu sempat membuatku semakin gugup. Tapi,untunglah akhirnya aku bisa mengendalikan diri.
            “Eh, hai juga,Ra”.
            “Ehm,sory ya kalo kamu nunggu lama, aku…aku…”
            “Oh, gak pa-pa koq. Lagian aku juga belum lama-lama kali.”
            “Oya, silakan duduk dech klo gitu.”
            “makasih.”
            “Gimana kuliah kamu,lancer-lancar ja?”
            “Ya..gitu,kamu ndiri?O..tunggu-tunggu, gak usah dibilang pun aku udah yakin kalau kamu melewati semua kegiatan kampus dengan sangat-sangat lancer, ya kan?”
            “Ah,kamu tu bisa ja. Biasa ja lagi. Oya, sampe kelupaan, mau minum apa ni?”
            “Gak usah repot-repot koq, lagian aku dah mau balik.”
            “Lho,koq cepet kali baliknya?”
            “Aku udah janji mau ke tempat Ami juga. Karena Cika tadi suruh aku tuk mampir ke sini,ya…aku ke sini dulu.”
            “Ooo, Ya udah kalo gitu.”
            “Aku pamit ya?”
            “Ya.”
            Ya…mana mungkin aku  bisa melarangmu untuk menempati janji yang sangat penting bagimu itu. Benarkah aku memang gak punya kesempatan lagi untuk ada di hatimu, heri?

v   

            “Gimana, Ra, tadii malam si heri ke rumah lo?”
            “Iya.Tapi Cuma sebentar sih, karena…karena…Dia udah punya janji sama Ami.”
            “Boleh gue ngomong sesuatu ke lo,tapi, mungkin ini emang agak nyakitin buat lo.”
            “Maksud lo?”
            “Gini, Ra, kemarin waktu gue ketemu ma Heri,waktu gue suruh dia kerumahlo itu.”
            “Jadi?”
            “Ehm…Sebenarnya Hari dan Ami udah jadian sejak sebulan yang lalu.” Cika merapatkan tubuhnya ke aku, mungkin dia ingin mencoba lebih menenangkanku.”gue tau iini nyakitin banget buat lo. Si Heri juga keterlaluan.dia…..”
            “Udah lah ,Cik, gue gak pa-pa koq. Lagian gue juga udah nyadar dari sebelumnya kalau heri memang suka sama Ami. Gue gak sedi koq, karena pada dasarnya cinta itu gak mesti memiliki kan. Bukankah kebahagian cinta itu ada saat kita tau bahwa orang yang kita cintai juga bahagia.”
            “Lyra…., lo tu emng orang yang baik banget yang pernah gue kenal.”
            Aku tersenyum rela di depan Cika, suatu senyuman munafik yang lagi-lagi tercipta, senyuman penyembunyi luka. Ya…., kalau saja kamu tau Heri,saat ini aku betul-betul terluka. Ternyata memang gak ada lagi kesempatan untuk aku berada di hatimu lagi. Gak ada.

v   

Bagaimana caranya aku
Kembali dalam hatimu
Walaupun ku tau cinta kita tak pernah bersatu
Ku tak mau apa yang kau mau
Kau tak mau apa yang ku mau
Dalam kata hatiku
Ku tak mampu jauh darimu
(Kata Hat/Rebbeca)

            Bisa gak kamu membayangkan gimana perasaan aku saat ini, Heri? Mungkin kamu ngak pernah ngerti kalau aku menunggu kamu di sini sekian lama hanya untuk mendengarkan kata-kata yang terkhir kamu ucapin ke aku itu dengan jelas. Tapi, kenapa sekarang kamu malah mengatakannya ke orang lain?
            Kriiiiiiiinggggg
            “Halo, Cika!”
            “Ra, Heri , Ra”
            “Heri kenapa?”
            “Barusan Adi telepon aku, dia bilang Heri kecelakaan dan sekarang dia udah di bawa ke rumah sakit Harapan Bangsa.”
            “Ok, kalau gitu gue segera ke sana. Thank ya infonya.”
            Segera aku melangkahkan kakiku dengan tergesa. Dalam bayangan ku Cuma satu,Heri-Heri dan Heri. Kumohon,Her, bertahanlah demi aku.
            Tiba di rumah sakit aku berlari menuju kamar Heri dirawat dan…kudapatkan tubuh itu tergeletak lemah di sana. Aku sangat sedih melihat keadaannya. Aku berjalan mendekatinya, tak ku pedulikan sosok teman-teman Heri yang dari tadi mengamatiku.
            “Heri…” Aku gak kuasa menahan tangisku.
            “Ku mohon jangan menangis untukku, Jangan pernah menangisi seseorang yang bodoh seperti aku yang udah melupakan begitu aja cinta yang selalu di jaga seorang gadis untuknya.”
            “Aku….”
            “Maaf kalau selama ini aku udah nyakitin perasaan kamu, aku udah menempatkanmu dalam posisi yang gak pasti dalam waktu yang lama. Sebenarnya aku sayang sama kamu sejak dulu. Tapi, aku gak punya keberanian untuk mengatakannya.”
            “Udah, jangan ngomongin itu lagi, aku ngerti dengan semua itu karena sebenarnya aku juga salah, aku membohongi hatiku sendiri waktu itu.”
            “Aku sayang sama kamu. Aku mencintaimu, Rara, dari dulu untuk selamanya.”
            Kali ini tangisku makin meledak. Ada dua tangisan yang menyatu di sana, haru karena setelah sekian lama aku menanti akhirnya kata-kata itu terucap juga dari Heri untukku,tapi kini juga semakin merasa takut akan kehilangan heri. Tolong Tuhan, jangan ambil heri dari ku saat ini. Biarkan aku merasakan bahagia itu lebih lama.
            Kurasakan gengaman tangan heri yang kuat…kuat…kuat…agak lemah…lemah…lemah…dan…terlepas.
            “Heri,..Heri…Bangun,Her.Heri,…HERIIIIIIII…..”
            Semuanya telah berakhir.  Tuhan ,kenapa Kau ambil heriku saat aku baru saja ingin menjawab pernyataan cintanya. Aku belum sempat mengatakan kalau aku juga sayang sama dia. Aku belum sempat dan gak akan pernah sempat lagi.

v   

            Upacara pemakaman Heri diselimuti oleh kabut luka yang mendalam. Seluruh keluarga dan teman-teman dekatnya merasa amat kehilangan. Apalagi aku..aku…
            “Lo yang tabah ya,Ra.” Cika menghampiriku, mencoba menenangkanku untuk kesekian kalinya.
            “Iya.Makasih ya, Cik.Oya, tapi dari tadi gue gak liat Ami di sekitar sini. Apa dia tau tentang meninggalnya Heri?”
            “Entahlah,tapi kayaknya dia tau. Ehm,..Ra,..”
            “Ya!”
            “Aku minta maaf karena kemaren gue udah bohong sama lo.”
            “maksud lo?”
            “Heri dan Ami tu gak pacaran. Itu Cuma rencana gue dan Heri untuk buat lo cemburu supaya lo lebih ngerti sama persaan lo sendiri. Gue Cuma gak mau lo terus-terusan nutupin hati lo buat seseorang yang sebenarnya dari dulu lo harap cintanya.”
            “Ya, gue tau. Makasih karena lo dah ngelakuin itu semua buat gue.”
            “Karena gue adalah sahabat lo.”

v   

            Heri,malam ini adalah malam yang pertama kali harus aku lewati tanpa kamu. Kali ini kamu benar-benar pergi dan gak kembali lagi. Tapi, aku mau mengakui satu hal malam ini. Mungkin memang udah terlambat. Tapi aku tetap ingin mengatakannya.
            Maaf jika semua baru terungkap kini, aku terlalu takut untk kengungkapkannya padamu tentang perasaan itu dulu. Aku gak punya keberanian untuk menerima kehadiranmu saat itu. Maaf jika kemunafikanku baru kuungkap kini. Aku gak pernah bermaksud untuk menolakmu dari hatiku. Tetapi aku belum siap dengan ungkapn cintamu. Aku belum siap untuk menerima semuanya. Aku belum siap waktu itu.
Harusnya kau mengerti. Tapi aku gak pernah tau apa kau memang mengerti dengan perasaan ku.Tiba-tiba saja kau menghilang,lenyap,saat aku mulai menyadari tentang cintamu padaku. Masih adakah kesempatan untukku kini untuk mengatakan bahwa aku juga mencintaimu. Aku punya perasaan yang sama dengan yang kau rasakan padaku. Masih bisakah aku mengungkapkannya padamu. Tolong beri aku waktu untuk menyesali semua kebohonganku. Tolong beri aku waktu. Karena aku membutuhkanmu saat ini.
Aku mohon karena aku benar-benar telah menyesalinya.
Maafkan aku.

Sendiri
Terbunuh dalam sepi
Hati ini menanti dan menunggu
Sendiri
Tanpa dirimu lagi
Hati ini tak lagi disayangi
Mungkin benar cinta sejati
Takkan bertahan di hati kita
Walau kita mencoba
Namun kini ku mengharapka perjalan ini takkan berakhir
Walau cintaku
Berakhir di sini
(Rebbeca/Sendiri)


THE END

12 November 2007

KOTAK CINTA SEGILIMA

          Kali ini Faiz kembali dibuat bingung dengan sikap Meta yang tiba-tiba meneleponnya dan mengatakan bahwa ia ingin melupakan Faiz untuk selamanya. Tentu saja hal ini membuat cowok cool itu merasa begitu aneh. Selama ini Faiz memang menyimpan rasa pada Meta dan Faiz pun tau bahwa Meta juga punya rasa yang sama terhap dirinya. Beberapa kali Meta sempat memancing Faiz untuk dapat jujur tentang perasaannya terhadap Meta, tapi memang dasar Faiz yang jaim,rasanya begitu susah baginya untuk mengungkapkan semuanya pada Meta. Hingga saat ini, Meta merasa sudah tidak bisa menunggu lagi perubahan dari sikap Faiz yang dingin itu, dan Meta memutuskan untuk melupakan Faiz.
            Faiz masih terus membaca berulang-ulang sms yang dikirim Meta padanya
Mlm Faiz, maaf jk tb2 hrs sms aneh spt ini, tp aq mrsa ini pnting untk kt, utk ktnngan jln qm n aq nanti. Aq tau psti slma ini qm udh tau ttg prasaan aq trhdap qm, mngkn aq yg trlalu geer mrsa qm pun mrskn hal itu pdku, tp nytanya qm gk prnh blng apa2 ke aq. Mlai saat ini aq ingn mmperjels prsaanku itu, aq akn mlupakan semua rs trhdpmu itu.
                Faiz menarik nafas dalam-dalam setelah membaca sms Meta tersebut.
“Cewek itu gk mau ‘digantungin’, Bro. Kalau memang lo suka ya bilang aja,ngapain lo jaim,bilang aja sama dia,lagian kayaknya Meta juga suka tuh sama lo.” Sesaat Faiz teringat lagi oleh kata-kata sahabatnya beberapa waktu lalu.
“ Aku gak ‘gantung’ dia, Aku cuma lagi mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya. Tapi,kenapa dia gak bisa menunggu sesaat lagi, setidaknya sampai aku pulang dan kembali menemuinya.” Faiz bergumam sendiri sambil menyesali semua sikapnya, menyesali keputusan Meta. Apapun yang akan dilakukannya kini,semua cita-cita besar yang akan dipersembahkan untuk cinta pertamanya itu kini sudah pupus.
            Sementara jauh dari tempat Faiz, Meta sedang termenung di tempat tidurnya. Lagu patah hati Dewi Lestari Feat Aki Alexa diputar berulang-ulang di MP3 playernya.
“....Tiada yang tersembunyi,tak perlu mgingkari
Rasa sakitmu, rasa sakitku
Tiada lagi alasan,inilah kejujuran
Pedih adanya,namun ini jawabnya
Lepaskanku segenap jiwamu,tanpa harus kuberdusta
Karna kau lah satu yang ku sayang dan tak layak kau didera.......”
            Kali ini Meta merasa sudah begitu yakin untuk mengakhiri semua mimpi-mimpi tak pastinya bersama Faiz.
            “Apalagi yang harus ditunggu, Iz. Udah 2 tahun lebih dan rasa itu belum terungkap. Akh, aku udah jenuh menanti.”
            Kring...kring..kriiiiingg......
“ Halo...!”
“Halo, Ta, ni Radit. Lagi ngpain? Ikut jalan-jalan yok, kebetulan anak-anak pada ngajak jalan-jalan ni, rame-rame..”
“Oh,iya,ikutlah,bosan juga di rumah terus.”
“Ok, siap-siap terus biar aku jemput.”
“Ok!”
Meta menutup telepon dengan persaan bahagia. Akhir-akhir ini hubungannya semakin akrab dengan Radit. Cowok itu memang teman yang menyenangkan baginya. Tapi,akhir-akhir ini Meta merasa ada yang aneh dengan perasaanya terhadap Radit.
“Hmm...Apa aku jatuh cinta ya sama Radit? Akh, entahlah, yang penting, SLAMAT TINGGAL MASA LALU, AKU KAN MELANGKAH..”

v  

            “ Wey, jangan pacaran aja!” Meta berteriak menggoda kedua temannya, Feli dan Bobi yang dari tadi asyik bercanda berdua. Ya...semua anak-anak gank Meta sih memang suka jodoh-jodohin Feli dan Bobi, anak-anak sering bilang kalau tu makhluk berdua udah klop banget dech, kayak gak bisa dipisahin lagi. Menanggapi hal itu, Bobi sih senang-senang aja, scara tu anak mank udah pernah ‘nembak’ Feli. Tapi,ditolak sama Feli dengan alasan menghargai persahabatan. Walaupun gitu,ujung-ujungnya tetaaaap aja mesra tu makhluk berdua. TTM, Teman Tapi Mesra..!
            “Iya nie, asik pacaran aja dari tadi, di sini bnyak orang tau!” Agus dan Indah yang dari tadi diam,ikut-ikutan ngejek.
            “ yee...paan sih kalian,sirik aja liat orang.”Bobi menggapi ejekan anak-anak.
            “ciee.....hahaha...” semua ketawa mendengar pembelaan dari Bobi.
            “yaudah,jadi gak ni kita piginya?”
            “Ok,ayo kita menuju puncak kebebasaaaan..hahahaha...”
            “Meta bareng Radit aja ya?”
            “Sip!”
            Jalan-jalan mencapai puncak kebebasan kali ini memang terasa lebih menyenagkan bagi Meta. Sejak pertama diboncengan Radit, Meta tersenyum begitu bahagia.
            “ Senyam-senyum dari tadi, senang ya jalan-jalan hari ini?”
            “ Sok tau, mank nampak apa aku kan dibalakng kamu”
            “ya,aku kan bisa ngerasainnya”
            “Haaa...Radit!”
            “Hahaha...eh, liat deh tu bobi ma feli.”
            “Kenapa, nyesel ya udah biarin feli dibonceng sama bobi?”
            “Hah, apaan, gak da hubungannya sama aku”
            “Alah, bilang aja kamu cemburu, kamu suka kan sma feli?”
            “Wah,mulai ngaco deh makhluk di belakang aku ini.”
            “Enak ya jadi feli, udah cantik, pintar, banyak yang suka lagi.”
            “Tiap orang punya kelebihan masing-masing. Kamu juga beruntung.”
            “Beruntung? Apanya?”
            “Karena kamu di sayangi oleh...ehem...ehem..”
            “Pa an tu? Ehem-ehem.”
            “Ada deh, ntar juga kamu akan tau”
            “apaan? Kasitau sekarang!”
            “Hahahaha....”
            Tawa Radit dan Meta yang riang sempat menarik perhatian kawan-kawan lainnya yang berkendara di sekitar mereka.
            “Kayaknya akan ada pasangan baru tu,Fel.” Bobi berhipotesa.
            “Oh, ya? Mungkin.” Feli menggapi seadanya, sebenarnya ada sedikit rasa perih di hatinya melihat Radit dan Meta yang bercanda riang di sepanjang perjalanan.
            Perjalan yang lumayan jauh itu memberi kesan tersendiri bagi Meta dan teman-teman lainnya. Yaa...perjalanan menuju puncak kabebasan yang akhirnya telah tiba dijangkau dalam waktu 2 jam. Suatu bukit indah penuh ilalang, itulah puncank kebebasan yang dimaksud. Mereka bisa berteriak, bernyanyi, bercanda riang tanpa mengganggu orang lain.
            “ Aaaaaa....puncak kebebasan, kami dataaaaang...!!” Indah berteriak riang karena tempat yang di tuju berhasil dicapai.
            “ Udah lah, jangan mencicit di sini! Hahaa....”
            Indah cemberut sambil mengejar teman-teman yang mengejeknya. Hanya Meta dan Feli yang luput dari kejaran balas dendam Indah.
            “ Perjalanan hari ini menyenangkan ya?” Feli memecah kesunyian antara dia dan meta, sementara yang lain sedang asyik berlari-lari, jauh dari mereka berdua.
            “ Eh, iya, aku senang banget hari ini!” Meta agak terkejut dengan pertanyaan Feli yang tiba-tiba.
            “ Karena ada Radit?”
            Pertanyaa Feli barusan lebih membuat Meta terkejut.
           “ Ngomong apa sih? Karena ada kalian semua lah, teman-temanku tercinta” Meta mencoba menenangkan diri.
            “ Utamanya ada Radit, kan?”
            Meta tidak menjawab pertanyaan Feli kali ini.
            “Eh, Ta, sebenarnya kamu suka kan sama Radit?”
            “ Bukannya itu kamu, Fel? Walaupun kamu senang menikmati kedekatan kamu sama Bobi, tapi sebenarnya kamu suka Radit, kan? Kamu dan Radit memang cocok, Fel!”
            “ Oh,ya? Kamu merasa aku seperti itu?”
            “ Tapi iya kan?”
            “ Ntahlah, karena aku rasa Radit lebih nyaman waktu bareng kamu. Tapi, sebenarnya kamu suka gak sama Radit?”
            “aku? Hah, asal kamu tau, Fel, sampai saat ini hati aku masih di isi oleh seseorang. Walaupun aku sedang coba untuk lupain dia, tp tetap aja dia gak akan mudah hilang begitu aja.”
            “oh, gitu ya?” Feli tersenyum bahagia mendengar penjelasan Meta. Dan perjalanan hari itu masih menyimpan kesan bahagia bagi semuanya.

v  

            Lagi-lagi Meta melamun di kamar. Yang membuatnya bingung kali ini bukan kali Faiz yang tak kunjung datang memberi kabar untuknya. Tapi ini tentang radit dan feli.
Alun-alun suara vocalis Vierra membawanya masuk lebih dalam ke lamunan.
“Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi, menjadi miliknya
Namun salah aku, bila ku pendam rasa ini”

            Tiit..tiit, satu pesan diterima :
“ Ta, gi paen?”
“ Gak ada, di rumah ja”
Tiit..tiit, satu pesan diterima :
“ Boleh ke rumah gak? Kalo boleh, buka pintunya sekarang dong!”
            Meta bingung membaca sms terakhir tersebut, namun cepat-cepat dia menuju ke ruang depan dan membuka pintu.
            “Hai” terlihat Radit di sana memasang senyum terindahnya.
            “Radit? Bikin orang bingung aja”
            “ Hm...gak bole masuk ni?”
            “ Oh, sorry, iya, masuk deh, silakan duduk. Oya, mau minum apa?”
            “ Gak usah, Ta, aku buru-buru. Aku ke sini Cuma mau bilang sesuatu yang penting sama kamu. Duduk aja dulu”
            “Benaran gak mamu minum?”
            “ Iya”
            “ Yaudah lah, kalau kamu memaksa, mau ngomong apa?”
            “ Aku suka sama kamu”
            “haaaahh...” Meta agak terkejut mendengar kata-kata yang barusan diucapkan Radit.         “AKU SUKA SAMA KAMU”
            Meta hanya diam, dia tidak menjawab, satu sisi dia merasa senang, tapi di sisi lain dia ingat lagi pada Feli, teringat akan semua ucapannya kepada Feli kemarin. Meta bingung.
            “Aku gak suruh kamu jawab kalau kamu juga suka sama aku atau gak, aku Cuma mau nyampein perasaan aku aja. Ok, lah, karena udah siap aku pulang ya?” Radit bangun dari duduknya dan beranjak keluar rumah.
            “Dit, akuuu.......aku juga”
            “ Aku udah tau itu, makasih ya, aku senang banget, pulang dulu ya.” Seketika Radit beranjak pergi sambil tersenyum bahagia. Dan Meta, dia masih bingung berdiri di pintu, bingung dengan ucapannya barusan, bingung dengan memikirkan apa yang harus dikatakan pada Feli nantinya.
            Baru saja Meta hendak menutup pintu,tiba-tiba kali ini Bobi muncul di depan rumahnya.
            “Hai,Ta.”
            “Iya, da pa, Bob? Oh,ya, masuk dulu yok!”
            “Ok,makasih”
            “ Ada apaan nie jadi?”
            “ Entahlah, aku lagi mu curhat aja sama kamu”
            “ Tentang?”
            “Feli. Gimana dulu,Ta aku dah berkali-kali ‘nembak’ dia tapi tetap aja dia gak mau terima aku, tapi sikap dia selalu akrab sama aku.”
            “ Iya, aku juga bisa liat gimana mesranya kalian..hahaha”
            “Udahlah, Ta, jangan ejek aku. Kenapa ya dia gak bisa terima aku jadi pacarnya,karena aku kurang baik? Atau...”
            “Atau dia ternyata punya seseorang yang dia sayang,selain kamu.”
            “Maksud kamu?”
            “Aku kira lebih bagusnya tanya sendiri ke Feli,Bob. Dia punya feel atau gak ke kamu.”
            “ Kalau jawabanya gak?”
            “ Artinya kamu harus terima itu”
            “Akh,aku bingung,Ta?”
            “Sama, aku juga bingung!”
            “Kamu? Kenapa?”
            “Hmm...gak ada koq, gara-gara kamu bingung,jadi aku ketularan.”
            “yaah, aku kira apa.”
            “Hee...” Meta hanya bisa nyengir, gak mungkin dia mengatakan sama Bobi kalau ternyata di bingung berada diantara Radit dan Feli. Biar Bobi tau sendiri dari Feli kalau ternyata Feli menyukai Radit,bukan Bobi.
           
v  

            Kelas hari ini berakhir lebih cepat dan Meta sudah mempunyai rencana untuk mengisi waktu kosongnya sekarang.
            “ Gimana, Ready?” Radit telah menunggunya dari tadi. Meta pergi ke toko buku bersama Radit, kencang pertama katanya.
            “Ok, ayo!”
            Kereta Radit pun melaju, membawa mereka dalam suasana suka cita.
            Setiba di toko buku Meta segera menuju ke tempat buku yang ingin dicarinya.
            “ Ta, aku ke sana bentar ya?”
            “Ok”
            Radit beranjak beberapa langkah menjauh dari tempat meta, meninggalkan meta sendiri yang sedang asyik mencari buku.
            “ Hai, Meta” hilir suara memecah konsentrasi Meta. Dipalingkan wajahnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat sosok yang ada di depannya kini.
            “Apa kabar?”
            “Eh,baik,” meta mencoba menguasai dirinya.
            “ Lama ya kita gak jumpa? udah 2 tahun lebih.”
            “Iya,” meta gugup dan kehilangan kata-kata lain untuk menjawab.
            “ Tapi tetap sama saja, 2 tahun lebih tidak akan membuatku bisa melupakan begitu saja tentang metaku yang kutinggalkan di sini dulu.”
            “tapi itu dulu,Iz. Sekarang udah berubah.”
“Ya, aku tau, mungkin saat ini udah ada seseorang yang datang padamu dan dengan lantang mengatakan bahwa dia suka sama kamu,dia sayang dan cinta sama kamu, iya kan?”
“Ya, setidaknya dia lebih baik dari kamu”
“ Entahlah, Ta, mungkin aku bodoh dalam hal ini. Tapi sekarang aku akan mengakui semuanya kalau aku sayang, aku cinta sama kamu.”
“Seharusnya bukan sekarang kamu bilang kata-kata itu,semuanya udah terlambat”
“Tapi aku yakin kalau jauh di hati seorang Meta yang terdalam, masih ada aku di sana, yang gak akan pernah terganti oleh siapapun,” Faiz berkata serius. Ya, sesaat memang terjadi suatu percakapan yang serius di antara mereka. Percakapan yang didengar secara seksama oleh Radit dari awal. Hingga tiba-tiba percakapan yang serius itu dirusak oleh kedatngan Feli dan Bobi.
            “Udah,lah, Fel, aku udah terima semuanya kalau kamu gak menerima cinta aku karena kamu sebenarnya suka sama Radit, jadi kenapa sekarang kamu gak bisa terima kalau Radit lebih memilih meta?” Bobi mencoba menarik Feli yang menuju ke tempat Meta berada.
Dan saat Feli berada tepat di depan Meta, Feli memeluk erat meta “ Aku gak pernah mempermasalahkan Radit yang memilih kamu,Met, tapi aku juga ingin agar metaku bisa tersenyum dan bebas dari dari bayang-bayang penantian cinta 2 tahun yang sia-sia”
            “ Penantian cinta 2 tahun itu gak pernah sia-sia,”tiba-tiba Faiz bersuara membela diri.
            “ Aku selalu memberi kamu pilihan dan gak pernah memaksa, apalagi perasaan. Antara aku dan Faiz, aku ingin kamu menentukannya. Aku gak akan marah seandainya mungkin aku hanya pelarian sesaat untuk kamu selama ini, “ Radit yang dari tadi bersembunyi akhirnya memberikan somasi,pilihan yang berat untuk Meta.
            Bobi,Feli,Radit,Meta dan Faiz, semuanya seolah seperti berada dalam satu kotak cinta segilima. Ada banyak luka yang akan tercipya di sana jika ada satu saja keputusan yang salah.
Dan keputusan terakhir itu ada pada Meta. “ Ok, untuk saat ini, aku ingin mencintai kalian semua sebagai teman-teman terbaikku, sahabat tersayangku,apa kalian keberatan dengan itu?”
            Feli tersenyum memeluk Meta,” Kami gak akan pernah keberatan dengan pilihan itu,Ta. Kami semua juga sayang sama kamu.”
            “ Aku selalu bilang kalau aku gak pernah memaksa, itu pilihan kamu, dan aku akan terima. Toh,pada kenyataannya aku memang sayang sama kamu.” Radit mencoba bijak menerima keputusan Meta.
            “Dan aku juga gak akan mengungkit lagi cerita lama itu, semua akan kita mulai dari baru, dari persahabatan kita.” Faiz pun menerima dengan lapang pilihan Meta.
            “Kami selalu sayang sama kamu,Ta”
            “ Makasih ya, semuanya, I love you all
            “I LOVE YOU FULL,HAHAHHA....”
            Kotak cinta segilima itu kini menjadi ikatan yang indah oleh keputusan Meta, Satu ikatan persahabatan tulus dari hati mereka.


SELESAI