Salam.....
Apa kabarmu saat ini?? Aku selalu berharap kepada-Nya, agar senantiasa menjagamu dalam keadaan baik sama halnya seperti keadaanku di sini. Terimakasih atas surat yang telah kau kirimkan padaku beberapa waktu lalu. Aku merasa sangat senang menerimanya karena kupikir dengan menulis surat untukku, berarti kau masih mengingatku hingga detik itu.
Hari ketika aku menerima suratmu beberapa waktu lalu...
Siang itu aku mersa terkejut saat tukang pos menyerahkan surat padaku, awalnya aku tidak pernah menyangka surat itu adalah darimu karena kupikir mungkin saja kau telah melupakanku dan menemukan gadis lain di sana. Namun, rona wajah terkejutku makin tak bisa disembunyikan saat aku membalikkan amplop dan membaca namamu di sana. Benarkah itu?? Kau kah yang mengirim surat itu untukku??? Dengan sesegera mungkin aku berlari ke kamarku dan membaca suratmu.
Kata-kata yang tertulis kutelusuri, aku menjadi terharu membaca suratmu itu. Terimakasih karena masih menjagaku dalam hatimu hingga detik kau menulis surat itu untukku. Aku bahagia dan air mata bahagia itu adalah saksi atas suka cita yang kurasa saat itu. Hingga beberapa detik berlalu pun,bahkan hingga saat ini, aku mengakui, bahwa rasa suka itu masih menyelimuti hatiku. Sungguh aku tidak bisa menyatakannya.
Kata-kata dalam suratmu seolah menjadikanku amat berharga. Aku seperti hidup dalam sketsa dongeng yang pada akhir ceritanya selalu berujung bahagia. Tuhaaan..andai itu memang nyata, aku ingin, sangat menginginkannya. Namun, sesaat aku merasa ciut dengan semua itu. Ini hidup yang nyata,bukan dongeng karangan. Aku dan semua kenyataan hidupku telah menjadi suatu cerita.
Aku menyayangimu...
Tapi..Maaf, rasanya aku terlalu takut bermimpi untuk meraih kebahagian itu denganmu,merajut yang namanya kasih sayang dan miliki semua ketentraman cinta,untuk bisa tersenyum penuh canda di tengah semua yang menyangimu, yang menyayangi kita. Aku takut berharap seperti itu. Karena aku tak punyainya dari dulu, bahkan mungkin tak mengenal kesejukan yang akan kau tawarkan padaku. Aku tak pernah mengerti bagaimana harus membagi cinta untuk yang mencintaiku dengan merata,karena aku tidak punyainya dari dulu.
Kau punyai semua, tapi aku tidak pernah benar-benar menjadikannya citaku, aku menciut dengan semua kebahagiaan yang menurutmu akan kau bagi denganku, rasanya semua begitu menyenangkan, tapi aku tetap masih takut untuk bermimpi tentang semua,aku tidak punyai keberanian.
Karena itu, maafkan aku jika baru bisa menjawab hatiku tentangmu saat ini. Sejujurnya aku selalu berdoa pada Tuhan. Tuhan akan memberikan kita jawaban pada waktu yang tepat. Karena Tuhan jauh lebih tau, apa yang terbaik untuk kita, bahkan di saat suratku datang terlambat. Tuhan memang telah
menjawab, aku akan tetap di sini dengan semua cinta walaupun Tuhan mungkin telah memilih dia untuk mewujudkan semua impianmu untukku. Semoga kau juga bisa merasakan kebahagian itu dan menjadi damai di sisi-Nya.
Seseorng yang tidak pernah menyesal telah menjadi bagian kehidupanmu dulu,
ZAHRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar