Di sana, kira-kira 1 meter dari posisi dudukku sekarang terlihat seorang wanita tua yang terlihat juga sedang duduk dengan tenang. Sesekali dia memandangi keadaan sekelilingnya dengan seksama, lalu duduk menunduk tenang, memandangi sekeliling lagi dan kemudian kembali duduk menunduk, begitulah berkali-kali tingkah wanita tua itu berulang-ulang. Tanpa sadar sebuah senyuman pun terukir di bibirku, bukan maksud mengejek, tapi aku merasa tertarik dengan aktivitas wanita tua itu.
Kali ini posisi dudukku telah berada tepat di samping wanita tua tersebut. Seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dia masih tetap saja asyik dengan aktivitasnya tadi.
Nenek,sedang apa di sini?
aku menyapanya lembut, kuharap aku mendapat jawaban atas rasa penasaranku terhadap aktivitasnya sedari tadi.
Dia memandangiku, lama...
Aku sedang merasakan masa mudaku kembali, semua begitu indah. Tahukah kau, dulu aku begitu kuat, berlari, menari, bergerak sesuka hati, menghasilkan berbagai karya besar, ya, itu aku yang dulu. Tidak seperti saat ini, aku hanya bisa terduduk lemah melihat semuanya.ehm,apa kau merasa kecewa dan tidak bisa menerima masa tuamu, Nek?
Lagi-lagi wanita tua itu tersenyum.
Aku menjadi tua karena Tuhanku masih mencintaiku, ini adalah masa yang memang harus dilalui oleh manusia selama dia belum dipanggil oleh-Nya. Kau bisa lihat tulisan ini, 5 tahun lalu aku berusaha memahaminya, dan kini saat mataku tak bisa lagi membacanya, aku tetap berusaha memahaminya.
Wanita tua itu memberikanku sepotong kertas, apa yang bisa di baca, yang terlihat olehku hanya sebuah kertas kosong.
sudahkah kau membacanya?Sudah
aku berusaha membohonginya
semua karakteristik itu kurasakan ada padaku saat ini, ternyata aku sudah menjadi bagian lanjut usia di dunia ini
wanita tua itu bercerita sambil tersenyum
Kau masih bisa tersenyum?Ya, aku tersenyum karena Tuhan masih memberiku kebesaran hati dalam melewati masa tuaku, meski anak-anak yang kucintai dan kubesarkan sepenuh hati tak pernah mengunjungi kini, tapi setidaknya aku tidak merasa kekurangan cinta, cintaku pada mereka tetap masih sepenuh hati
Hatiku merasa begitu sakit saat mendengarnya berucap, di usia lanjutnya, di keadaan yang seperti sekarang ini, dia masih bisa menghadapi hidupnya dengan bijak. Sejenak aku pun terbawa dalam suasana haru cerita-cerita itu.
Angin sepoi-sepoi semakin membawaku terlena dan masuk lebih jauh dalam wacana-wacana tentang lansia.
Kakeeeeek...!
Sebuah suara memanggilku penuh rasa rindu, dan kemudian sesosok tubuh kecil memelukku hangat. Siapa dia?
Agil kangen sama kakek, kakek cepat sembuh yaaa..!
kurasakan kali ini jari tangan lembut si pemilik suara menyentuh wajahku. Lalu dia mengambil kertas yang ditanganku, dan memberikannya pada sosok lelaki dewasa yang berada disampingnya.
Ayah, apa ini?
tanyanya
Sosok dewasa itupun membaca kertas yang di ambil anak kecil itu dari tanganku.
Siapakah yang disebut orang usia lanjut? Biasanya seseorang digolongkan ke kelompok usia lanjut berpedoman pada usia kalendernya, dan lazimnya bila dia menginjak usia 50 – 60 tahun. Namun usia kalender tidak selalu dihayati secara sama oleh semua orang. Seseorang merasa dirinya tua tergantung berbagai keadaan, kesehatan tubuh/jiwanya maupun cara orang lainmemperlakukan serta norma sosial budaya terhadap proses menjadi tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa usia mentaldan penghayatan subyektif mengenai diri sendiri (self concept) lebih menentukan "ketuaan" seseorang.
Dari segi kesehatan individu usia lanjut, dapat diajukan rincian yang lebih tajam seperti yang diajukan oleh Seno Sastroamidjojo (1971) :
a) Golongan orang lanjut usia yang masih dapat mengurus dan memelihara diri serta rumah tangganya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Golongan orang lanjut ūsia yang keadaan fisik, mental, rohaninya tidak sepenuhnya lagi sehat.
c) Golongan orang lanjut usia yang sakit dan tidak dapat meninggalkan rumah atau tempat tidurnya.
KARAKTERISTIK LANJUT USIA
Merujuk kembali pada hasil ASEAN Teaching Seminar on Psychogeriatric Problems, maka persoalan dan keluhan para
usia lanjut meliputi tiga area :
a) Organo-biologik, misalnya : dementia, gangguan fungsi afektif, sulit tidur, diabetesmelitus, hipertensi, dan lain-lain.
b) Psiko-edukatif seperti perasaan kesepian, kehilangan, ditolak dan tidal( disenangi, hubungan yang tegang. Dengan sanak keluarga, apatis, dan lain-lain.
c) Sosio-ekonomik dan budaya misalnya : kesulitan keuangan, kesulitan rlendapatkan pekerjaan, tidak punya rumah tempat menetap, dan lain sebagainya.
Dari literatur dapat pula diketahui berbagai karakteristik usia tua seperti menurunnya kecekatan tubuh, konsentrasi, daya ingat dan berbagai fungsi psiko-motorik lain. Pada mulanya, sebelum penuaan menjadi sangat nyata dari segi penampilan tubuh, orang cenderung untuk mengingkari bahwa dirinya telah menjadi tua. Tetapi kemudian setelah berbagai usaha yang tak
berhasil untuk "tetap muda", individu itu biasanya sadar dan mengakui bahwa dia tidak lagi muda. Mereka yang memiliki kepribadian yang sehat akan mulai meneliti apa yang baik dan
cocok untuk orang seusianya dan apa yang sebaliknya: Biasanya akan timbul pula kesadaran bahwa menjadi tua merupakan bagian yang wajar dalam hidup dan bahwa the direction of the total development cannot be changed significantly2.
Menjelang usia lanjut memang sering terjadi krisis iddntitas, yang mendorong individu bersangkutan mencari "dirinya yang butt". Berbahagialah mereka yang menemukan pengertian baru mengenai dirinya karena itu akan dibutuhkan untuk menciptakan reaks baru yang lebih sesuai untuk usianya.
Namun ada individu yang sulit menerima kenyataan dan tidak dapat menerima bahwa dirinya telah mengalami perubahan dalam aspek-aspek tertentu kehidupannya.*
(Artikel Memahami Usia Lanjut : Cermin Dunia Kedokteran : Usia Lanjut. 1988)
Artikel kesehatan, Nak, tentang lansia
sosok lelaki itu menjelaskan, lalu dia tersenyum ke arahku.
aku mencintaimu, Ayah, seperti apapun kondisimu kini,meski usia lanjutmu membawamu tak mengenal kami lagi
sesaat sosok dewasa ini pun mengarah kepadaku dan ikut memelukku.
Entah, apa maksud mereka, aku tak begitu mengerti, tapi tanganku sangat ingin membalas pelukan itu, aku memeluk mereka dan merasa bahagia.
(22/01/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar