“Pokoknya aku benci sama kamu…,benci,benci,BENCIIIIIIII…!”Berulang kali aku mengucapkan kata-kata yang menurutku bisa membuatku melupakanmu seutuhnya.Ya….,aku memang harus benar-benar melupakanmu,HARUS!
Semestinya kau tak peduli
Tentang perasaanku,Tentang cintaku
Dan harusnya kau mengerti semua t’lah berlalu
Ku melepas cintamu
Kita memang harus berpisah
(berpisah/Dygta)
v
“Gila,lo yakin mo lupain heri gitu aja?”Cika,sahabatku merasa gak terima dengan keputusan yang aku buat tadi malam.
“Iya,emang kenapa,lo mo protes?”
“Ya…bukannya gitu sih,Ra.Bukannya selama ini lo bilang kalo lo to cinta mati ma heri.Lo bahkan rela untuk tetap nunggu sampe dia balik lagi ke jakarta.”
“Karena itulah gue gak mau lagi jadi orang bodoh”.
“Gue jadi tambah gak ngerti deh,Ra”.
“Pokoknya mulai saat ini gue gak mau lagi ingat-ingat heri.Gue gak mau lagi menanti gak pasti.Gak mauuuu….”
Lagi-lagi aku berteriak gak jelas.Cika bilang sih aku kayak orng gila.Tau ah,mungkin aja aku memang udah gila,dan ini semua gara-gara kamu Heri,Cuma gara-gara kamu.
Ku masih di sini,menantimu
Berharap kau akan memikirkanku
Masih di sini,menunggumu
Menanti jawaban atas cintaku
Masih di sini,menantimu
Berharap cinta kita kan bersatu
Masih di sini,menunggumu
Menanti dirimu…
(Di sini Untukmu/Ungu)
“Cikaaa,Matiin tapenya,gue gak mau dengar lagi lagu itu!”
“Ra,gue sengaja idupin lagu ini,supaya….”
“Udahlah,CIk,lo tu gak ngerti.”
“Oh ya?,Gue rasa lo yang gak ngerti.lo bahkan gak mau ngerti dengan perasaan lo sendiri.”
“ehhh,gue nyesal punya teman kayak lo!”
Entah setan apa yang merasukiku,aku membentak Cika dan tanpa sempat mendengar respon dari Cika,aku udah duluan pergi meninggalkan kamarnya.Oh,Tuhan,maafkan aku karena udah bertindak kasar sama sahabatku sendiri.Tapi,emang tadi tu Cika nyebelin banget sih.Kenapa dia gak pernah bisa ngertiin perassaan aku.
Di tengah perasaan yang lagi kalut,aku memutuskan untuk pergi melangkahkan kakiku keluar dari rumah Cika.Entah kemana tujuanku kali ini,aku gak tau.Aku malas pulang ke rumah.Selama ini rumah Cika adalah tujuan utamaku kalo aku lagi sedih.Tapi,kalo sekarng aku marahan sama Cika,aku harus kemana lagi?Ah,entahlah,aku bingung.
Heri,aduuuh,kenapa aku jadi ingat kamu lagi.Padahal aku udah mutusin buat lupain kamu.Tapi,kenapa kamu masih aja selalu menghantui aku.Atau jangan-janagan benar lagi kata Cika kaloa aku gak pernah mencoba untuk mengrti perasaan aku sendiri.Ah,Heri,sebenarnya aku tu emang cinta sama kamu.Tapi,aku gak mau terliahat kayak orang bodoh di depan orang-orang.Aku gak mau terus-menerus menanati kamu gak pasti.Apa kamu bisa paham tentang hal itu,Her.Apa kamu bisa ngertiin perasaan gamang aku saat ini.Apa kamu ngerti,Heri.
“Ternyata aku memang masih sayang sama kamu,Her.Aku gak bisa ngelupin kamu,”aku berujar lirih.kali ini aku kalah,aku ggak bisa megang keputusan aku sendri.
Lalu aku memutuskan untuk menelepon Cika “ Halo,Cika.Aku..aku…”
“Udah lah,Ra,kamu lagi di mana sekarang,cepetan balik dong!”
“Iya,makasih ya,Cik”Tanpa terasa air mataku mengalir lebih deras.Terima kasih Tuhan karena udah memberikan aku sahabat sebaik cika.
v
Gak tau kenapa persaan aku hari ini senang banget.Mungkin karena hari ini Heri bakalan balik dari Bsndung kali ya.Aduuh,aku jadi gak sabaran lagi mau jumpa sama heri.Apa kabar ya dia,setelah 2 tahun gak ketemu.Pasti sekarang dia….
“Rara,ada kawan kamu tu,Sayang.
“Ehm,siapa,Ma?”
“Katanya sih,namanya Heri.”
“Haaah,Heri,Ma?Mama yakin?”
“Iya dong masa’ Mama salah dengar sih.Udah kamu cepetan temuin dia ya.Jangan sampe rugi menanti 2 tahun.”
“Ah,Mama.Ok dech,bilangin suruh tunngu bentar ya,Ma!”
“Iya..”
Ya ampun Tuhan ini bukan mimpi kan. Heri datang buat nemuin aku.Akhirnya,penantian itu gak sia-sia. Setelah pisah selama 2 tahun,heri pasti udah sadar sama perasaan dia ke aku. Ya,moga-moga ja heri segera memperjelas hubungan kami. Aku udah gak sanggup lagi digantung gini.
Kulangkahkan kakiku ke arah ruang tamu. Ya Tuhan buatlah agar rasa gugupku hilang.Buatlah agar hati ini benar-benar siap untuk bertemu dengannya.Sekilas aku menangkap sosok raga heri yang sedang berdiri membelakangiku. Sosok tegap itu terlihat begitu mempesonaku,beberapa waktu lalu,hari ini,dan juga nanti,aku akan selalu mengaguminya.
“Hai,Her!”
Heri terlihat terkejut saat aku memanggilnya. Lalu dia membalikkan badannya,dan…itu sempat membuatku semakin gugup. Tapi,untunglah akhirnya aku bisa mengendalikan diri.
“Eh, hai juga,Ra”.
“Ehm,sory ya kalo kamu nunggu lama, aku…aku…”
“Oh, gak pa-pa koq. Lagian aku juga belum lama-lama kali.”
“Oya, silakan duduk dech klo gitu.”
“makasih.”
“Gimana kuliah kamu,lancer-lancar ja?”
“Ya..gitu,kamu ndiri?O..tunggu-tunggu, gak usah dibilang pun aku udah yakin kalau kamu melewati semua kegiatan kampus dengan sangat-sangat lancer, ya kan?”
“Ah,kamu tu bisa ja. Biasa ja lagi. Oya, sampe kelupaan, mau minum apa ni?”
“Gak usah repot-repot koq, lagian aku dah mau balik.”
“Lho,koq cepet kali baliknya?”
“Aku udah janji mau ke tempat Ami juga. Karena Cika tadi suruh aku tuk mampir ke sini,ya…aku ke sini dulu.”
“Ooo, Ya udah kalo gitu.”
“Aku pamit ya?”
“Ya.”
Ya…mana mungkin aku bisa melarangmu untuk menempati janji yang sangat penting bagimu itu. Benarkah aku memang gak punya kesempatan lagi untuk ada di hatimu, heri?
v
“Gimana, Ra, tadii malam si heri ke rumah lo?”
“Iya.Tapi Cuma sebentar sih, karena…karena…Dia udah punya janji sama Ami.”
“Boleh gue ngomong sesuatu ke lo,tapi, mungkin ini emang agak nyakitin buat lo.”
“Maksud lo?”
“Gini, Ra, kemarin waktu gue ketemu ma Heri,waktu gue suruh dia kerumahlo itu.”
“Jadi?”
“Ehm…Sebenarnya Hari dan Ami udah jadian sejak sebulan yang lalu.” Cika merapatkan tubuhnya ke aku, mungkin dia ingin mencoba lebih menenangkanku.”gue tau iini nyakitin banget buat lo. Si Heri juga keterlaluan.dia…..”
“Udah lah ,Cik, gue gak pa-pa koq. Lagian gue juga udah nyadar dari sebelumnya kalau heri memang suka sama Ami. Gue gak sedi koq, karena pada dasarnya cinta itu gak mesti memiliki kan. Bukankah kebahagian cinta itu ada saat kita tau bahwa orang yang kita cintai juga bahagia.”
“Lyra…., lo tu emng orang yang baik banget yang pernah gue kenal.”
Aku tersenyum rela di depan Cika, suatu senyuman munafik yang lagi-lagi tercipta, senyuman penyembunyi luka. Ya…., kalau saja kamu tau Heri,saat ini aku betul-betul terluka. Ternyata memang gak ada lagi kesempatan untuk aku berada di hatimu lagi. Gak ada.
v
Bagaimana caranya aku
Kembali dalam hatimu
Walaupun ku tau cinta kita tak pernah bersatu
Ku tak mau apa yang kau mau
Kau tak mau apa yang ku mau
Dalam kata hatiku
Ku tak mampu jauh darimu
(Kata Hat/Rebbeca)
Bisa gak kamu membayangkan gimana perasaan aku saat ini, Heri? Mungkin kamu ngak pernah ngerti kalau aku menunggu kamu di sini sekian lama hanya untuk mendengarkan kata-kata yang terkhir kamu ucapin ke aku itu dengan jelas. Tapi, kenapa sekarang kamu malah mengatakannya ke orang lain?
Kriiiiiiiinggggg
“Halo, Cika!”
“Ra, Heri , Ra”
“Heri kenapa?”
“Barusan Adi telepon aku, dia bilang Heri kecelakaan dan sekarang dia udah di bawa ke rumah sakit Harapan Bangsa.”
“Ok, kalau gitu gue segera ke sana. Thank ya infonya.”
Segera aku melangkahkan kakiku dengan tergesa. Dalam bayangan ku Cuma satu,Heri-Heri dan Heri. Kumohon,Her, bertahanlah demi aku.
Tiba di rumah sakit aku berlari menuju kamar Heri dirawat dan…kudapatkan tubuh itu tergeletak lemah di sana. Aku sangat sedih melihat keadaannya. Aku berjalan mendekatinya, tak ku pedulikan sosok teman-teman Heri yang dari tadi mengamatiku.
“Heri…” Aku gak kuasa menahan tangisku.
“Ku mohon jangan menangis untukku, Jangan pernah menangisi seseorang yang bodoh seperti aku yang udah melupakan begitu aja cinta yang selalu di jaga seorang gadis untuknya.”
“Aku….”
“Maaf kalau selama ini aku udah nyakitin perasaan kamu, aku udah menempatkanmu dalam posisi yang gak pasti dalam waktu yang lama. Sebenarnya aku sayang sama kamu sejak dulu. Tapi, aku gak punya keberanian untuk mengatakannya.”
“Udah, jangan ngomongin itu lagi, aku ngerti dengan semua itu karena sebenarnya aku juga salah, aku membohongi hatiku sendiri waktu itu.”
“Aku sayang sama kamu. Aku mencintaimu, Rara, dari dulu untuk selamanya.”
Kali ini tangisku makin meledak. Ada dua tangisan yang menyatu di sana, haru karena setelah sekian lama aku menanti akhirnya kata-kata itu terucap juga dari Heri untukku,tapi kini juga semakin merasa takut akan kehilangan heri. Tolong Tuhan, jangan ambil heri dari ku saat ini. Biarkan aku merasakan bahagia itu lebih lama.
Kurasakan gengaman tangan heri yang kuat…kuat…kuat…agak lemah…lemah…lemah…dan…terlepas.
“Heri,..Heri…Bangun,Her.Heri,…HERIIIIIIII…..”
Semuanya telah berakhir. Tuhan ,kenapa Kau ambil heriku saat aku baru saja ingin menjawab pernyataan cintanya. Aku belum sempat mengatakan kalau aku juga sayang sama dia. Aku belum sempat dan gak akan pernah sempat lagi.
v
Upacara pemakaman Heri diselimuti oleh kabut luka yang mendalam. Seluruh keluarga dan teman-teman dekatnya merasa amat kehilangan. Apalagi aku..aku…
“Lo yang tabah ya,Ra.” Cika menghampiriku, mencoba menenangkanku untuk kesekian kalinya.
“Iya.Makasih ya, Cik.Oya, tapi dari tadi gue gak liat Ami di sekitar sini. Apa dia tau tentang meninggalnya Heri?”
“Entahlah,tapi kayaknya dia tau. Ehm,..Ra,..”
“Ya!”
“Ya!”
“Aku minta maaf karena kemaren gue udah bohong sama lo.”
“maksud lo?”
“Heri dan Ami tu gak pacaran. Itu Cuma rencana gue dan Heri untuk buat lo cemburu supaya lo lebih ngerti sama persaan lo sendiri. Gue Cuma gak mau lo terus-terusan nutupin hati lo buat seseorang yang sebenarnya dari dulu lo harap cintanya.”
“Ya, gue tau. Makasih karena lo dah ngelakuin itu semua buat gue.”
“Karena gue adalah sahabat lo.”
v
Heri,malam ini adalah malam yang pertama kali harus aku lewati tanpa kamu. Kali ini kamu benar-benar pergi dan gak kembali lagi. Tapi, aku mau mengakui satu hal malam ini. Mungkin memang udah terlambat. Tapi aku tetap ingin mengatakannya.
Maaf jika semua baru terungkap kini, aku terlalu takut untk kengungkapkannya padamu tentang perasaan itu dulu. Aku gak punya keberanian untuk menerima kehadiranmu saat itu. Maaf jika kemunafikanku baru kuungkap kini. Aku gak pernah bermaksud untuk menolakmu dari hatiku. Tetapi aku belum siap dengan ungkapn cintamu. Aku belum siap untuk menerima semuanya. Aku belum siap waktu itu.
Harusnya kau mengerti. Tapi aku gak pernah tau apa kau memang mengerti dengan perasaan ku.Tiba-tiba saja kau menghilang,lenyap,saat aku mulai menyadari tentang cintamu padaku. Masih adakah kesempatan untukku kini untuk mengatakan bahwa aku juga mencintaimu. Aku punya perasaan yang sama dengan yang kau rasakan padaku. Masih bisakah aku mengungkapkannya padamu. Tolong beri aku waktu untuk menyesali semua kebohonganku. Tolong beri aku waktu. Karena aku membutuhkanmu saat ini.
Aku mohon karena aku benar-benar telah menyesalinya.
Maafkan aku.
Sendiri
Terbunuh dalam sepi
Hati ini menanti dan menunggu
Sendiri
Tanpa dirimu lagi
Hati ini tak lagi disayangi
Mungkin benar cinta sejati
Takkan bertahan di hati kita
Walau kita mencoba
Namun kini ku mengharapka perjalan ini takkan berakhir
Walau cintaku
Berakhir di sini
(Rebbeca/Sendiri)
THE END
12 November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar